Goal News | Ragnar Oratmangoen terpantau tetap berada di Indonesia menjalankan tugas bermain di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pemain 26 tahun itu memakai waktu luangnya untuk pulang ke kampung leluhurnya di Maluku.
Kepulangan Ragnar Oratmangoen tentu saja membuat heboh. Dalam stories akun Instagramnya, @0ratmangoen, Ragnar Oratmangoen menunggah video sedang mengunjungi kampung halamannya.
Warganet menduga Ragnar Oratmangoen berada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, daerah asal kakek dan nenek dari ayahnya.
Kabupaten Kepulauan Tanimbar adalah satu di antara wilayah terluar di Indonesia dan berbatasan laut dengan Australia.
Darah Maluku Pada Tubuh Ragnar Oratmangoen
Ragnar Oratmangoen terlihat enjoy berada di kampung halaman leluhurnya. Sementara, ada banyak warga yang berada di sekitar rumah tempat pemain Timnas Indonesia itu singgah.
“Manyala abangku,” ucap Ragnar Oratmangoen menirukan suara seorang warga, dalam video yang beredar di media sosial.
Melansir Satu Maluku, Ragnar Oratmangoen masih mempunyai hubungan kerabat dengan Duta Besar (Dubes) RI di China, Djauhari Oratmangun.
Selain itu, Ragnar Oratmangoen juga memiliki ikatan dengan musisi Dharma Oratmangun dan mantan Bupati Maluku Tenggara Barat, yang telah berubah menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar, mendiang S.J. Oratmangun.
Libur Musim Panas untuk Ragnar Oratmangoen
Ragnar Oratmangoen baru saja membela Timnas Indonesia dalam lanjutan putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada 6 dan 11 Juni 2024.
Pemain kelahiran Oss, Belanda, pada 21 Januari 1988 itu berhasil membawa Timnas Indonesia lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, setelah meraih kemenangan 2-0 atas Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/6/2024) malam WIB.
Ragnar tengah menikmati masa liburnya. Pesepak bola berusia 26 tahun itu akan kembali ke FC Groningen setelah menjalani pinjaman semusim bersama Fortuna Sittard.
Source Information: https://www.bola.net/tim_nasional/manyala-abangku-ini-momen-kehebohan-ragnar-oratmangoen-saat-pulang-kampung-ke-maluku-cd3385.html
Key Moments